“Dan pembalap nomor
satu kita akhirnya mencapai finish!! Well down!” Suara tepuk tangan yang meriah
bergemuruh di sepanjang sirkuit. Pembalap nomor satu wanita yang bernama Duwi
Yulita ini telah berada di posisi runner up berturut-turut selama 5 tahun ini.
Entah bagaimana caranya mempertahankan posisinya. Yang pasti, banyak orang yang
mengaguminya.
“Mbak Duwi, bagaimana
rasanya setelah anda berada pada runner up selama 5 tahun ini?” Tanya seorang
wartawan.
“Saya senang. Tapi saya
tidak akan pernah puas.” Jawab Duwi seraya tersenyum lalu pergi meninggalkan
para wartawan itu.
===========================
“Minggu depan di korea?
Oh, baiklah.” Duwi menutup telepon dan meletakkannya. “Korea ya? Aku datang
D.O.” Duwi tersenyum penuh kemenangan.
“Bersiaplah! Kita
berangkat besok pagi. Kau harus menguasai sirkuit.” Perintah seorang laki-laki
yang tidak lain adalah managernya. Lalu, Duwi menyalakan motor dan pergi.
Pagi ini mereka akan terbang menuju
Korea. Tepat jam 8 Duwi bersama timnya tiba di airport.
“Bagaimana dengan
motorku? Aku tidak akan mengendarai motor lain.” Ia memang tidak pernah
mengendarai motor lain. Itu adalah motor kesayangannya.
“Aku mengerti. Motormu
akan datang besok. Jadi kau bisa berlatih.”
“Baiklah, lalu
bagaimana dengan..” Tiba-tiba bruukk.. seorang laki-laki menabraknya. Sepertinya
ini hari sialnya.
“Hey, apa kau tidak
punya mata?” Pertanda buruk bagi laki-laki itu karena saat ini suasana hatinya
sedang buruk.
“Maaf. Aku tidak
sengaja.” Laki-laki itu lantas pergi. Sambil berjalan, ia tersenyum.
“Dasar..!!” Duwi lalu
mengambil tasnya yang jatuh ke lantai. “Sudahlah, dia sudah minta maaf bukan?”
Mereka lalu menuju pesawat untuk lepas landas.
========================
Brumm.. bruumm.. suara
motor bergema di arena sirkuit. Para pembalap sudah bersedia di garis start.
“3.. 2.. 1.. go!” Para
pembalap itu segera menginjak gas dan mengendarai secepat mungkin. Tapi mereka
tetap tidak bisa menyusul pembalap dengan nomor 2. Dia terlalu cepat!
Setelah beberapa
putaran dan akhirnya finish! Pembalap dengan nomor 2 menempati posisi runner
up. Tidak di ragukan lagi ia adalah Duwi, pembalap nomor satu wanita
internasional.
“You are so fast.
What’s the secret?” Wartawan dari berbagai negara mewawancarainya.
“I always training. And
the secret is my team’s work.” Tepuk tangan yang meriah dari penonton
didapatnya.
“Aku akan berkeliling.
Pulanglah dulu.” Kata Duwi kepada managernya.
Korea kota yang indah.
Sayang, banyak yang tidak menyukainya karena boyband dan girlbandnya. Duwi menghentikan
motornya di depan sebuah toko kecil. Nampaknya, toko itu menjual berbagai hal
tentang motor.
“I love this town.” Ia
segera masuk ke toko itu. Di dalamnya terdapat banyak sekali aksesoris untuk
motor. Ia memilih beberapa dan pergi ke kasir.
“Neo..?” Di sebelahnya
berdiri seorang laki-laki. Ternyata ia adalah laki-laki yang menubruknya di
airport.
“Nuguya?” Selain bahasa
Indonesia, Duwi juga menguasai beberapa bahasa lain. Ia memperhatikan laki-laki
itu, lalu sadar. “Oh, kau yang waktu itu. Annyeong haseyo.” Duwi tersenyum.
Aneh, pikirnya.
“Annyeong haseyo. Oh, kau bisa berbahasa korea. Namaku Dio, siapa namamu?”
“Namaku Duwi. Aku pergi
dulu.” Belum sempat melangkah, Dio menarik tangan Duwi.
“Mian. Bisakah kau
memberiku nomor telponmu?” Ekspresi Dio sangat mengharapkannya.
“Oh, Baiklah.” Duwi
lalu memberikan nomor telponnya dan pergi.
Siapa dia? Apa aku
mengenalnya? Ah, mungkin dia penggemarku. Pikirnya.
Duwi sampai di hotelnya
ketika managernya selesai menelepon. Tampak kekhawatiran di wajahnya.
“Ada apa?” Duwi merasa
ada yang tidak beres.
“Sepertinya kita harus
berada di sini hingga badai reda. Pihak bandara menghentikan semua penerbangan
karena cuaca sedang buruk.”
“Apa? Untuk berapa
lama?” Emosinya muncul lagi.
“Hingga mereka
mengabari kita. Istirahatlah!”
“Aku tidak percaya!”
Duwi membanting pintu keras-keras. Ia memejamkan mata dan akhirnya tertidur
karena lelah.
========================
Baby don’t cry..
tonight.. handphonenya berbunyi dengan ringtone kesayangannya. “Halo?” Duwi
menggeliat. Sepertinya ia masih malas bangun.
“Kau masih tidur ya?
Cepat keluar. Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat.”
“Siapa..?” Tuut..tuut.
ia mematikan telponnya. Penasaran, Duwi segera pergi mandi lalu memilih baju
yang pas. Ia berjalan menuju pintu depan. Tampak sosok seorang lelaki di depannya.
Dan sepertinya lelaki itu tidak asing baginya. Baru saja Duwi akan menyapanya,
lelaki itu berbalik dan langsung menyeretnya.
“Kau lama sekali! Ayo
cepat!!”
“Hei, kau menyakitiku!”
“Oh, mianhae.” Mereka
berdua lantas menuju tempat yang Dio maksud. Ternyata tempat itu tidak jauh.
Baru beberapa menit mereka melaju, Dio sudah menghentikan motornya.
“Tempat apa ini?” Duwi
melihat ke segala penjuru. Sepertinya itu sebuah panggung. “Untuk apa kau
membawaku ke sini? Aku sedang tidak ingin menonton konser!” Lanjutnya.
“Hey, kenapa kau begitu
kasar? Apa kau tidak ingin melihat konserku?”
“Mwo??” Duwi
terperanjat mendengarnya. Sementara Duwi masih shock, Dio hanya tersenyum.
===========================
Ramai sekali suasana
malam itu. Para penonton berteriak histeris menyebutkan idolanya masing –
masing. Duwi berada di ruang VIP karena Dio yang memintanya. Kira – kira pukul
7 waktu korea konser pun di mulai. Betapa kagetnya Duwi saat mengetahui bahwa
Dio adalah D.O, member Exo yang selama ini di selalu di elu – elukannya. Ia
benar – benar tidak menyangka. “Ini gila!!” Pikirnya.
Untuk opening, mereka
menyanyikan lagu Don’t Go. Para penonton ikut terbawa dalam suasana lagu
tersebut. Beberapa lagu andalan mereka di nyanyikan malam itu. Dan kini tibalah
untuk lagu terakhir.
“Lagu ini saya
persembahkan untuk seseorang yang saat ini sedang menonton saya di ruang VIP.
Baby don’t cry..” Selesai berkata demikian D.O langsung mengambil posisi. Dari
kejauhan Duwi tampak bingung.
“Dari ruang VIP?
Bukankah di ruangan ini hanya ada aku??” Ia melihat sekeliling dan hasilnya
nihil. Hanya ada ia di situ. “Berarti.. itu untukku?? Tapi kenapa?” Duwi
menggeleng tak habis pikir. Lagu pun mulai di nyanyikan. Hingga sampai bagian
reff, tiba – tiba music berhenti. Semua personil meninggalkan panggung. Yang
tersisa hanya D.O. Lalu ia melanjutkan bagian reff.
Baby don’t cry
tonight Eodumi geothigo namyeon
Baby don’t cry tonight eobseotdeon ili dwel geoya
Mulgeopumi dweneun geos-eun niga aniya ggeutnae mollayo haetdeon
So Baby don’t cry cry Nae sarangi neol jikil teni
Baby don’t cry tonight eobseotdeon ili dwel geoya
Mulgeopumi dweneun geos-eun niga aniya ggeutnae mollayo haetdeon
So Baby don’t cry cry Nae sarangi neol jikil teni
Duwi menangis terharu. Ia merasa seakan di dalam
dongeng. Di mana saat ini adalah dirinya yang sebagai pemeran utama telah
menemukan cinta sejatinya. Berawal dari idola dan ternyata perasaan itu menjadi
cinta yang sempurna untuk disatukan.
========================
“Apa kau menikmatinya?” Tanya D.O sambil memandangi
langit. Nampaknya malam ini cahaya bintang sangat indah. Seolah mereka sengaja
memancarkan cahaya indah mereka untuk kedua insan yang sedang beradu cinta di
bawah langit malam.
“Menikmati apa?” Duwi sedikit ling lung. Jelas bahwa
ia masih sedikit syok.
“Tentu saja menikmati surprise yang kuberikan”
“Oppa..” Duwi lalu menangis.
“Wae?? Kenapa kau menangis? Apa kau tidak suka dengan
kejutan yang kuberikan? Mianhae chagi-ya” D.O lalu memeluk Duwi dan meminta
maaf. Ia tau kejutan itu terlalu mengejutkan. Bahkan ia telah menyiapkannya
selama berbulan – bulan.
“Gomawo oppa.. ini adalah hal terindah dalam
hidupku.” Duwi tersenyum lalu mengusap air matanya. “Tapi, bagaimana bisa kau
menyukaiku??”
“Kau tau? Aku telah mengincarmu sejak dulu. Sejak kau
masuk tv aku sudah menjadi penggemarmu.”
“Kau bercanda kan oppa? Bagaimana mungkin seorang
artis terkenal sepertimu bisa mejadi penggemarku??” Duwi sedikit mengejek.
“Emm.. entahlah. Awalnya aku tidak suka padamu. Kau
itu jelek, tomboy pula.” D.O melirik Duwi.
“Mwo? Dasar..” D.O berlari dan Duwi pun mengejarnya.
Mereka tertawa lepas pada malam itu. Lelah, mereka berbaring di atas rerumputan
nan hijau. Hmm.. menghabiskan malam berdua bersama orang yang kita cintai
memang terasa indah.
“Sudah larut. Kajja kita pulang!”
“Kajja kajja.”
D.O menghidupkan motornya. Mereka lalu melaju menuju
hotel tempat Duwi menginap. Sepanjang perjalanan mereka menyanyikan lagu – lagu
exo. Mungkin suatu saat D.O akan mengajaknya berduet menyanyikan lagu – lagu
favorit mereka.
Dari arah berlawanan sebuah truk melaju dengan
kecepatan tinggi. Sepertinya supir truk itu sedang mabuk berat. Samapai di
tikungan.. braakKKkkk!! Tabrakan tak dapat terhindarkan lagi. D.O dan Duwi
terlempar ke seberang jalan. Beruntung tidak ada kendaraan lain yang melaju
saat itu.
“Oppa..” Panggil Duwi. Suaranya lirih. Ia hampir tak
dapat berbicara. Sepertinya lukanya parah. Entah ia bisa selamat atau tidak.
“Chagi-ya” D.O menghampirinya sambil terpincang –
pincang. “Yeoboseyo. 911. Cepat kirimkan ambulan ke jalan Hannam-dong!! Bertahanlah,
kau pasti akan selamat. Aku akan mencari bantuan di sekitar sini.” Baru saja
D.O akan beranjak, sebuah tangan mencegatnya.
“Tetaplah di sini bersamaku..” Tangan Duwi terus
memegang tangan D.O dengan erat.
“Tapi chagi-ya..” D.O menunduk. Air matanya menetes
membasahi pipinya. Dalam keadaan seperti itu tiba – tiba Duwi menyanyikan lagu
baby don’t cry. Mungkin dengan sisa suara yang ia miliki.
Baby don’t cry
tonight Eodumi geothigo namyeon
Baby don’t cry tonight eobseotdeon ili dwel geoya
Mulgeopumi dweneun geos-eun niga aniya ggeutnae mollayo haetdeon
So Baby don’t cry cry Nae sarangi neol jikil teni
Baby don’t cry tonight eobseotdeon ili dwel geoya
Mulgeopumi dweneun geos-eun niga aniya ggeutnae mollayo haetdeon
So Baby don’t cry cry Nae sarangi neol jikil teni
Selesainya, Duwi langsung tergeletak tak berdaya. Ia
telah meninggalkan dunia ini untuk selamanya.
“Chagi-yaa..!!!” Bersamaan dengan teriakan D.O, bumi
bergetar hebat seperti terjadi gempa bumi. Namun, nasi sudah menjadi bubur. Tak
ada lagi yang dapat di lakukan. Hanya penyesalanlah yang tersisa..
THE END
Terinspirasi dari : Baby Don't Cry (Lagu EXO)